[Webinar Review] Kelas Menulis Raditya Dika
Aku tu followernya Raditya Dika .Aku ngikutin semua konten Youtubenya. Kalau Radit upload video baru, aku dapat notifikasi dari Youtube. Nah, beberapa hari yang lalu aku lihat video yang judulnya “Gerimis”. Itu adalah video berupa cerpen yang dibacakan.
Setelah nonton video itu, aku kagum banget dan langsung aku share di Instastory. Captionnya kurang lebih gini, “Gila sih, cerpen iseng aja bisa sebagus ini. Angkat topi sama skill nulisnya Radit. Industri kreatif Indonesia butuh banyak penulis kaya gini”.
Beberapa hari kemudian aku melihat post di YouTube kalau Radit bikin kelas menulis. Harganya cuma 150 ribu. Pas banget aku waktu itu habis gajian. Aku langsung register dan bayar di loket.com tanpa mikir. Aku beruntung karena beberapa saat kemudian kelasnya penuh.
Ada tiga hal yang bikin aku gak mikir buat beli kelasnya. Pertama, skill nulisnya Radit memang sejago itu. Aku benar benar menikmati cerpen yang dia bikin. Kedua, harganya murah banget. Tiket 150ribu untuk Brand sebesar Radit itu murah banget sih. Di Udemy aja yang jual kelas nulis paling murah 189ribu. Ketiga, cakupannya jelas yang akan dia ajarkan adalah proses kreatif dibalik penulisan cerpen “Gerimis” dan “Cium”. Aku bisa dapat ekspektasi yang jelas.
***
Sabtu, 05 September 2020 aku siap buat ngikutin kelasnya. Mereka on time jam 14:00 beneran langsung mulai. Total presentasinya ada 31 slide. Kelasnya belangsung 2 jam dan dimoderatori oleh Reza penulis kreatif youtubenya Radit. Berikut adalah hal menarik yang aku dapat dari kelas ini.
Pertama, Ceritanya Reza. Sebelum kelas mulai Reza menyapa penonton dan ngebacain tata tertib. Pada momen ini Reza cerita kalau Radit bikin kelas nulis terakhir 5 tahun yang lalu. Waktu itu Reza adalah peserta dari workshopnya Radit. Aku bisa ngerasain kalau Reza juga excited buat belajar. Kelihatan dari Reza yang aktif banget tanya.
Kedua, motivasi. Sebelum masuk ke hal teknis, Radit cerita tentang motivasi menulis. Buat Radit, motivasi menulis adalah untuk merayakan komplesitas dalam kehidupan sehari hari. Yang aku tangkap intinya nulis itu bagian dari mengekspresikan keresahan.
Di sesi QnA ada yang tanya tentang stuck dalam menulis. Ya Radit jawab dengan balikin lagi ke fundamentalnya. Tulislah apa yang ingin ditulis.
Ketiga, fundamental. Buat radit, yang penting dari cerita adalah plotnya. Cara bikin plot adalah karakter + tujuan + halangan. Sebelum mulai nulis, penting untuk menentukan plot terlebih dahulu. Jadi kita udah tau nanti endingnya mau kemana. Kebanyakan orang yang bingung gimana cara menyelesaikan tulisannya adalah karena dia belum punya plot dikepalanya.
Keempat, teknis. Dari sisi teknis Radit menyampaikan tentang ide awal dibalik cerita “Gerimis” dan “Cium”. Setelah itu Radit menuangkannya menjadi sebuah premis. Kemuadian Radit membaginya menjadi 3 babak, yaitu perkenalan, petualangan, dan kesimpulan. Radit cerita bagaimana membuat paragraf awal. Bagaimana membangun imajinasi. Bagaimana memilih sudut pandang. Bagaimana menulis dialog. Bagaimana menggunakan metafora.
Hal yang valuable banget buatku adalah studi kasus dari cerpennya. Radit detil banget dalam nyeritain proses kreatif dibalik penulisan cerpen ini. Aku bisa menangkap dengan baik poin yang diberikan. Hal yang teknis yang aku dapat di kelas ini bisa langsung aku praktekkan dalam tulisanku.
Kelima, minimalis. Salah satu hal yang aku suka dari Radit adalah minimalism dan siplicitynya. Hal ini juga terbawa dalam gaya penulisannya. Buat Radit, tiap detil harus berkontribusi terhadap cerita. Radit menyarankan untuk membuang kata yang tidak perlu. Radit cerita bagaimana penulis pemula suka menambahkan detil yang tidak penting seperti tinggi badan karakter atau suasana mentari di pagi hari.
Keenam, diskusi. Di akhir sesi, Radit membuka tanya jawab dengan menggunakan fitur QnA di zoom. Untuk yang pertanyaannya menarik, akan dipersilakan untuk menghidupkan kamera dan bertanya langsung. Dari sini kelihatan kalau penonton dari kelas ini cukup beragam. Ada yang dari penulis pemula sampai penulis profesional.
Pertanyaan yang muncul di sesi QnA cukup beragam. Beberapa pertanyaan diantaranya tentang melanggar teori penulisan, cara riset cerita, cara menutup cerita, cara konsisten nulis, sampai referensi buku dan siapa guru menulis Radit. Proses dikusi di kelas ini aktif banget dan berjalan dua arah.
***
Itulah beberapa hal yang aku dapat dari kelas menulisnya Radit. Aku puas banget dan merasa beruntung bisa ikut kelas ini. Walupun kelas ini bicara tentang penulisan cerita fiksi, konsep dan perspektifnya menurutku bisa dipakai untuk penulisan non fiksi.
Aku merasa kelas penulisan ini bisa jadi momentum buatku untuk makin aktif nulis. Aku berharap dengan belajar skill penulisan ini aku bisa lebih mudah lagi dalam menuangkan keresahanku. Aku juga berharap pembacaku bisa menangkap pesan yang ingin aku sampaikan. Selain itu semoga perasaanku bisa lebih tersalurkan dengan teknis yang baru aku pelajari ini.
Sekian review singkat dari aku, semoga bermanfaat.